Konten [Tampil]
Menjadi writerpreneur sejati harus lah memiliki tekad, keberanian, dan kemauan untuk terus belajar. Menulis, tidak hanya menulis. Melahirkan buku, tidak hanya sekedar melahirkan buku. Namun, tidak semua penulis mampu atau mau menjadi writerpreneur.
Pada bulan Mei lalu, saya diberi kesempatan belajar bagaimana menjadi writerpreneur sejati, yang disampaikan oleh Kirana Kejora pada Talkshow HUT IIDN dengan tajuk “Perempuan dan Menulis”.
Kirana Kejora adalah seorang writerpreneur dan creativepreneur yang telah melahirkan banyak karya. Bahkan beberapa novelnya sudah difilmkan. Sangat beruntung memiliki kesempatan untuk belajar dari Beliau bukan?
Kirana Kejora atau biasa dipanggil Mbak Antiek ini seorang penulis perempuan kelahiran Ngawi. Jujur saja, saya baru mengenal beliau ketika mengikuti talkshow ini. Namun, pembawaannya yang tegas membuat saya terkagum-kagum akan perjalanan dan perjuangan Beliau sebagai seorang penulis.
Perjalanan kariernya yang diawali sebagai penulis Indie hingga akhirnya Beliau terpilih sebagai Tokoh Inspiratif Sidoarjo pada tahun 2013. Bagi Mbak Antiek, menjadi penulis membutuhkan tekad dan mental yang kuat. Terbukti, perjuangan Beliau kini memetik hasil yang mengagumkan. 3 buku Mbak Antiek saat ini sudah difilmkan loh, moms.
Ini dia, beberapa karya tulisan Mbak Kirana Kejora :
1. Kepak Elang Merangkai Eidelweis (2006)
2. Antologi Tunggal Cerpen & Puisi Perempuan (2007)
3. Elang (2009)
4. Bintang Anak Tuhan (2010)
5. Querido (2011)
6. Air Mata Terakhir Bunda (2012
7. Ayah Menyayangi Tanpa Akhir (2013)
8. Pencarian Cinta Terakhir (2013)
9. Kenang Langit (2014)
10. Kidung Cinta Sejati (2014)
11. Surga Kecil di Atas Awan (2015)
12. Rindu Terpisah di Raja Ampat (2015)
13. Senja di Langit Praha (2015)
Menurut Mbak Kirana, sangat disayangkan jika penulis hanya puas sebagai penulis saja. Banyak peluang emas untuk mendapatkan hasil lebih dari seorang penulis jika seorang penulis mau menjadi writerpreneur.
Bagaimana cara menjadi writerpreneur yang sukses? Yuk belajar dari mbak Kirana Kejora.
Penulis Perempuan Kirana Kejora
Kirana Kejora atau biasa dipanggil Mbak Antiek ini seorang penulis perempuan kelahiran Ngawi. Jujur saja, saya baru mengenal beliau ketika mengikuti talkshow ini. Namun, pembawaannya yang tegas membuat saya terkagum-kagum akan perjalanan dan perjuangan Beliau sebagai seorang penulis.
Perjalanan kariernya yang diawali sebagai penulis Indie hingga akhirnya Beliau terpilih sebagai Tokoh Inspiratif Sidoarjo pada tahun 2013. Bagi Mbak Antiek, menjadi penulis membutuhkan tekad dan mental yang kuat. Terbukti, perjuangan Beliau kini memetik hasil yang mengagumkan. 3 buku Mbak Antiek saat ini sudah difilmkan loh, moms.
Ini dia, beberapa karya tulisan Mbak Kirana Kejora :
1. Kepak Elang Merangkai Eidelweis (2006)
2. Antologi Tunggal Cerpen & Puisi Perempuan (2007)
3. Elang (2009)
4. Bintang Anak Tuhan (2010)
5. Querido (2011)
6. Air Mata Terakhir Bunda (2012
7. Ayah Menyayangi Tanpa Akhir (2013)
8. Pencarian Cinta Terakhir (2013)
9. Kenang Langit (2014)
10. Kidung Cinta Sejati (2014)
11. Surga Kecil di Atas Awan (2015)
12. Rindu Terpisah di Raja Ampat (2015)
13. Senja di Langit Praha (2015)
Menurut Mbak Kirana, sangat disayangkan jika penulis hanya puas sebagai penulis saja. Banyak peluang emas untuk mendapatkan hasil lebih dari seorang penulis jika seorang penulis mau menjadi writerpreneur.
Bagaimana cara menjadi writerpreneur yang sukses? Yuk belajar dari mbak Kirana Kejora.
Belajar Cara Menjadi Writerpreneur Sejati dari Kirana Kejora
Dalam talkshow kali ini, mbak Kirana Kejora membagikan kiatnya menjadi writerpreneur berdasarkan pengalaman pribadinya.
1. Berani, Bertekad Kuat, Mau Terus Belajar
Jika kita merasa tidak percaya diri dengan tulisan kita, jangan takut, tulis saja. Banyak peluang yang bisa diambil oleh penulis. Harus berani dicaci-maki. Harus mau terus belajar dan meng-upgrade diri. Tingkatkan kemampuan, termasuk belajar self-editing. Mbak Kirana berpesan, jangan mudah puas.2. Penulis adalah Ibu
Ya, bagi seorang Kirana Kejora penulis adalah Ibu. Ibu yang mengandung dan melahirkan serta merawat anaknya, yaitu buku. Banyak Ibu (penulis) yang lalai. Hanya sekedar menerbitkan buku, tapi tidak merawatnya. Membiarkannya besar sendiri.Untuk menjadi seorang writerpreneur pemikiran seperti itu tidak bisa membuat karyanya besar.
Mbak Kirana menyampaikan, setelah menulis jangan biarkan anak tidak dirawat. Jagalah buku sampai besar. Kawallah ketika pra-produksi, produksi, dan pasca produksi.
Jadi, menulislah untuk kebaikan. Berpikirlah bahwa, “saya ingin menulis untuk kebaikan pembaca”
• Riset buku apa yang sedang laku dipasaran
• Riset siapa pembaca
• Riset tempat, dll
Kenapa harus meriset? Ketika membuat sebuah tulisan, pikirkan bahwa setiap halaman itu gambar. Berikan gambaran yang kuat dari riset tersebut. Pun ketika menggambarkan seorang tokoh, jangan mendewakan tokoh, baik tokoh maupun penulis adalah manusia. Berusahalah agar dekat dengan pembaca.
Unsur novel yang laku dipasaran : dalam cerita terdapat drama keluarga, percintaan, unsur religi, dan komedi
Dari segi alur novel yang diterima baik adalah memiliki alur yang logis, terdapat unsur penasaran, ada surprise.
1. Kemasan buku – bagi Mbak Kirana kemasan buku adalah nomor 1. Kemasan yang menarik akan mengundang minat pembaca.
2. Form buku, sizenya, jenis font-nya, size font harus benar-benar dipikirkan.
3. Membuat judul yang menarik
4. Mebuat tagline 1 atau 2 kalimat. Tagline ini bersifat mempromosikan buku. Berdasarkan pengalaman Mbak Karina, 1 kalimat tagline bisa membuat orang yang membacanya jatuh cinta pada buku tersebut.
Jangan pernah menyalahkan pembaca, jika buku yang kita buat tidak dipilih oleh pembaca. Jangan pernah memaksa pembaca untuk membaca buku kita. Tetapi, berpikirlah bagaimana buku kita bisa menarik minat pembaca.
Bagi seorang Kirana Kejora, percaya bahwa semua tulisan akan menemui pembacanya sendiri.
Mbak Kirana menyampaikan, setelah menulis jangan biarkan anak tidak dirawat. Jagalah buku sampai besar. Kawallah ketika pra-produksi, produksi, dan pasca produksi.
3. Menulislah untuk Kebaikan
Berdasarkan pengalaman Mbak Kirana, saat Beliau menulis karena dendam, bukunya tidak laku dipasaran. Akan tetapi hal itu disyukurinya, karena jika buku tersebut laku dipasaran, betapa besar tanggung-jawabnya karena menuliskan buku yang tidak baik. Ya, setiap tulisan ada pertanggung-jawabannya.Jadi, menulislah untuk kebaikan. Berpikirlah bahwa, “saya ingin menulis untuk kebaikan pembaca”
4. Buku adalah Warisan
Pagar dari buku-buku yang Mbak Kirana terbitkan adalah anak-anaknya. Karya-karyanya selalu kembali ke rumah. Oleh karenanya, Mbak Kirana selalu berusaha membuat karya terbaik. Menulis dengan hati. Karena baginya, buku adalah warisan untuk anak-cucunya.5. Kumpulkan Bank Naskah dan Lakukan Riset
Mengumpulkan bank naskah berguna untuk mempercepat penulisan. Kemudian jangan lupa untuk melakukan riset sebelum penulisan.• Riset buku apa yang sedang laku dipasaran
• Riset siapa pembaca
• Riset tempat, dll
Kenapa harus meriset? Ketika membuat sebuah tulisan, pikirkan bahwa setiap halaman itu gambar. Berikan gambaran yang kuat dari riset tersebut. Pun ketika menggambarkan seorang tokoh, jangan mendewakan tokoh, baik tokoh maupun penulis adalah manusia. Berusahalah agar dekat dengan pembaca.
Unsur novel yang laku dipasaran : dalam cerita terdapat drama keluarga, percintaan, unsur religi, dan komedi
Dari segi alur novel yang diterima baik adalah memiliki alur yang logis, terdapat unsur penasaran, ada surprise.
6. Miliki Konsep Buku
Mbak Kirana sangatlah tegas terhadap konsep sebuah buku. Karena baginya, buku bukan hanya cerita yang bagus dan menarik. Namun, beberapa hal ini sangatlah penting diperhatikan1. Kemasan buku – bagi Mbak Kirana kemasan buku adalah nomor 1. Kemasan yang menarik akan mengundang minat pembaca.
2. Form buku, sizenya, jenis font-nya, size font harus benar-benar dipikirkan.
3. Membuat judul yang menarik
4. Mebuat tagline 1 atau 2 kalimat. Tagline ini bersifat mempromosikan buku. Berdasarkan pengalaman Mbak Karina, 1 kalimat tagline bisa membuat orang yang membacanya jatuh cinta pada buku tersebut.
Jangan pernah menyalahkan pembaca, jika buku yang kita buat tidak dipilih oleh pembaca. Jangan pernah memaksa pembaca untuk membaca buku kita. Tetapi, berpikirlah bagaimana buku kita bisa menarik minat pembaca.
7. Branding Diri
Sebagai seorang penulis harus mampu membangun branding bahwa “saya adalah seorang penulis”. Jangan pernah malu dan takut untuk mempromosikan karya kita. Terus promosikan hingga karya kita menjadi besar. Karena writerpreneur adalah pejuang. Promosi yang elegan tidak memaksa pembaca untuk membeli. Juga jangan berebut lapak.Bagi seorang Kirana Kejora, percaya bahwa semua tulisan akan menemui pembacanya sendiri.
Itulah 7 hal yang perlu kita tanam sebagai pemikiran menjadi writerpreneur. Bagaimana, apakah kita hanya puas hanya sebagai penulis? Atau ingin mengepakkan sayap, berjuang menjadi writerpreneur? Jujur saja, mengikuti talkshow ini membuat saya menyadari bahwa perjuangan saya sebagai penulis, yang saya kira sudah total, tapi ternyata hanya 1% nya saja yang saya lakukan. Semoga bermanfaat ya, moms.
Penulis sejati adalah penulis yang mampu dan mau melahirkan penulis yang melebihi dirinya – Kirana Kejora
Wow quote terakhir ini konsep kaderisai yang matang. Mental seorang leader.
ReplyDeleteNama mbak kirana kejora di dunia kepenulisan gak diragukan ya.
Nyaris setiap hal bisa kita sebut anak. Kayak blog anak.mbak kirana kejora juga nyebut sebgai anak.
Dan beliau sebagai ibu. Keren ih
makasih sharingnya
ReplyDeleteTerima kasih sudah mau belajar bareng. Setialah. Sampai jumpa Rabu malam bersama IIDN on IG
ReplyDeleteyess kebetulan aku ikutan webinarnya juga dan dapet insight baru dari mbak kirana.
ReplyDeleteaku jadi tertampar gitu karena malesnya yang paling gede, padahal cita cita pengen bisa nerbitin novel. selama ini masih sebatas antologi aja