Konten [Tampil]
Setelah berhasil melewati Foundation 11 Ibu Profesional, kini saatnya memilih komponen yang ada dalam Ibu Profesional. Salah satu komponen yang saya pilih adalah Kampung Komunitas Ibu Profesional. Saat ini, saya sedang menjalani kegiatan di Kampung Main, yaitu tempat bermain calon warga kampung sebelum nantinya resmi menjadi warga Kampung Komunitas Ibu Profesional.
Dengan kata lain, kami yang berada di Kampung Main sedang menjalani masa orientasi atau semacam seleksi untuk masuk ke Kampung Komunitas Ibu Profesional. Di mana kegiatan kami di sini adalah bermain bareng, ngobrol bareng, dan beraktifitas bareng tentang pembekalan dan pengenalan Kampung Komunitas Ibu Profesional. Pekan pertama, kami calon warga Kampung Komunitas bermain dan mengobrol bersama para Leader Regional Kampung Komunitas. Kegiatan bermain ini di sebut Gelanggang Inspirasi Leader Regional. Seru dan menginspirasi sekali, sampai-sampai tidak sabar untuk bergabung ke dalam Komunitas.
Eh, tapi menurut moms, pentingkah berkomunitas?
Apa itu Komuintas?
Sebelum kita menilai penting atau tidaknya berkomunitas, perlu diketahui dulu nih moms, apa sih komunitas itu? Menurut Wikipedia komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, prefenrensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa.Dari pengertian tersebut, artinya kita harus memiliki tujuan terlebih dahulu untuk apa sih, kita berkomunitas? Apakah karena memiliki kondisi yang sama dengan komunitas yang kita pilih? Atau memiliki ketertarikan yang sama?
Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut nantinya akan menjadi strong why kita dalam berkomunitas.
Strong Why Berkomunitas
Perlukah memiliki strong why dalam berkomunitas? Tentu saja perlu. Strong why akan sangat penting untuk membuat kita berbahagia dalam berkomunitas. Apalagi ketika kita mendapati rasa jenuh dalam berkomunitas. Dengan memiliki strong why, kita bisa menilik kembali apa sih strong why kita berkomunitas? Tujuannya agar kita kembali bersemangat, berbahagia, dan mencapai apa yang kita inginkan dalam berkomunitas.Bayangkan saja jika kita tidak memiliki tujuan atau strong why berkomunitas. Bisa jadi kita terombang-ambing di dalam komunitas, bingung mau apa, karena memang kita tidak memiliki tujuan untuk berkomunitas. Lalu bagaimana sih, caranya menentukan strong why? Mba Dian, leader dari komunitas Ibu Profesional Asia punya tipsnya nih, moms :
1. Strong why setiap orang akan berbeda-beda, oleh karena itu tanyakan pada diri sendiri kira-kira ketika kita bergabung dalam komunitas, apa sih yang ingin kita asah? Apa sih yang igin kita kembangkan?
2. Exploring melihat dari sisi lainnya dengan cara berkomunikasi dengan anggota lainnya untuk memantik semangat dan menemukan strong why-nya lagi. Memang benar, biasanya dengan kita melihat semangat anggota lain, berkomunikasi dengan mereka, ikut aktif, semangat kita akan terpantik. Biasanya juga, kita jadi tau nih apa yang kita cari dalam komunitas.
Kalau saya sendiri, strong why berkomunitas yang saya miliki adalah saya ingin mengembangkan passion saya dalam menulis, karena saya menyukai dunia literasi. Harapannya, dengan bergabung dengan komunitas, saya menemukan teman-teman yang satu frekuensi agar saya lebih terpacu lagi untuk belajar berkembang dan konsisten menulis.
Namun, memang tidak menutup kemungkinan di tengah jalan, kita jenuh dan lupa strong why kita berkomunitas. Bagaimana cara kita menjaga semangat berkomunitas? Untuk menjaga semangat berkomunitas, para leader Komunitas Ibu Profesional pun memberikan tipsnya kepada kami :
Jadilah warga yang aktif.
Singkat padat dan jelas ya moms tipsnya. Ketika sudah menjadi warga namun kita tidak turut aktif baik dalam Whatsapp Group ataupun kegiatan yang ada dalam komunitas, strong why yang sudah kita temukan, yang sudah kita bangun perlahan akan meredup. Beda halnya saat kita turut aktif dan menjadi warga yang berpartisipasi, tidak hanya menunggu disuapi materi tetapi mau berbagi dan melayani, hal itu akan menjaga semangat kita berkomunitas.
Tantangan Berkomunitas
Bergabung dengan orang-orang baru, yang memiliki pemikiran dan karakter yang berbeda-beda tentunya akan membentuk tantangan tersendiri dalam berkomunitas. Baik bagi para leader ataupun warga baru dalam komunitas. Apa saja tantangannya?1. Tantangan berkomunikasi
Pernah merasa sulit berkomunikasi sebagai member baru, moms? Tidak sedikit warga baru yang tergabung dalam komunitas masih merasa malu berkomunikasi, apalagi dengan warga lama. Namun, agar warga baru bisa beradaptasi dengan komunikasi, para leader menyampaikan tips komunikasi yang efektif dalam berkomunitas, yaitu dengan berkomunikasi produktif dan komunikasi asertif. Apa itu?
Agar tercipta komunikasi yang produktif warga baru bisa menyampaikan pesan dengan jelas, tepat dan singkat. Sedangkan komunikasi asertif, warga baru diharapkan bisa berkomunikasi secara jujur dan terbuka, serta respect dengan lawan bicara.
Rumus berkomunikasi :
You Statement diganti dengan I Statement
2. Tantangan bekerjasama dengan team (team Work)
Seperti yang terlah disebutkan sebelumnya, karakter dan ego yang berbeda-beda juga menjadi tantangan tersediri untuk bisa berkerjasama dalam team. Tipsnya adalah setiap warga komunitas dapat mengesampingkan ego masing-masing (sifat individualitas) agar tujuan berkomunitas bisa tercapai dengan baik.
3. Manajemen Waktu
Manajemen waktu juga sepertinya menjadi momok dalam tantangan berkomunitas di tiap individu. Memliki kesibukan yang berbeda, apalagi para momies yang masih memiliki balita, perlu memanajemen waktu dalam berkomunitas. Apalagi bagi para warga baru yang masih perlu beradaptasi dengan ritme kegiatan komunitas dan memerlukan waktu khusus.
4. Mengenal karakter teman
Meski memiliki visi dan misi yang sama dalam berkomunitas, terkadang karakter mempengaruhi komunikasi dalam berkomunitas. Oleh karenanya, tiap warga juga perlu mengenal karakter teman agar mengetahui cara komunikasi yang baik.
5. Menumbuhkan bonding / perlekatan
Kenapa sih perlu menumbuhkan bonding? Sebagai warga baru, biasanya juga akan merasa canggung berada di komunitas. Untuk itu, menumbuhkan bonding ini bertujuan untuk mencairkan suasana dan menjaga kekeluargaan berkomunitas.
6. Take Action
Ketika bergabung dalam komunitas, kita memiliki alasan pribadi kenapa mau bergabung. Take action di sini dimaksudkan agar warga bisa mengubah alasan pribadi tersebut dengan berbagi, berkarya, dan berdampak.
Tips Betah Berkomunitas
Beberapa tips dari Leader Regional Kampung Komunitas Ibu Profesional agar warga baru betah berkomunitas di regional:1. Komitmen dengan motivasi awal bergabung dalam komuitas
2. Kuatkan visi, kenali potensi diri, memiliki goals dan milestone, dan fokus on track
3. Warga dapat berkontribusi di komunitas
4. Perkenalkan diri, not silent di dalam komunitas
5. Aktif dan responsive sebagai warga
6. Ikut serta dalam event yang diadakan di komunitas
7. Kreatif dan berani ambil peran
Dengan melakukan hal di atas, insyaa Allah warga bisa betah dan terus berbagi, berkarya, dan berdampak dalam komunitas.
Ruang Bermain di Kampung Komunitas Regional Ibu Profesional
Kampung Komunitas Ibu Profesional memiliki beberapa komunitas yang mampu menunjang para warganya untuk menemukan dan mengembangkan minat dan bakatnya agar tetap berdaya. Namun, komunitas di tiap regional bisa jadi berbeda-beda. Namun, pada dasarnya ada tiga rumah di dalam tiap komunitas regional yang menjadi wadah bagi para warga, yaitu rumah belajar, rumah bermain, dan rumah berbagi. Ketiga rumah tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Apa perbedaannya?1. Rumah Belajar (Rumbel), kegiatan dalam rumah belajar terstruktur, terdapat leader,pengurus dan mentor. Warga bisa memilih rumah belajar sesuai passionnya. Rumah belajar di tiap regional berbeda-beda. Sebagai contoh, rumah belajar di Regional Malang Raya, sebagai regional yang saya tempati terdapat rumbel kriya jahit, rumbel doodleart, rumble cooking and baking, rumble menulis, rumble public speaking, dan rumbel minim sampah. Lumayan banyak ya? Namun, agar maksimal belajar dan benar-benar memilih rumah belajar sesuai passionnya, warga hanya bisa memilih maksimal 2 rumah belajar.
Selain itu, jika ada warga yang ingin membuka rumah belajar baru, juga boleh loh. Dengan syarat rumah belajar dibuat sesuai dengan passionnya, mampu memfasilitasi para warganya, kegiatan dalam rumbel sesuai dengan kurikulum yang ada, dan terdapat jadwal yang jelas setiap bulannya. Tentu saja, harus ada mentor dan penanggung jawab.
2. Rumah Main (Rumin), berbeda dengan rumah belajar, kegiatan dalam rumah main ini tidak terstruktur. Kegiatannya santai, namun tetap memiliki value.
3. Rumah Berbagi (Rumba), dalam rumah berbagi ini biasanya wadah untuk berbagi ilmu dengan masyarakat umum (selain warga komunitas kampung Ibu Profesional).
Kontribusi Warga Baru di Kampung Komunitas Regional
Meski masih warga baru di kampung komunitas, para leader regional mengharapkan kami sebagai warga baru nantinya agar dapat berkontribusi di komunitas. Kontribusi tersebut di antaranya :1. Aktif baik dalam Whatsapp Group
2. Mengajukan diri sebagai pengurus
3. Mengajukan diri sebagai leader atau mentor untuk mengisi acara rumin dan rumba
4. Aktif acara di Kampung Komunitas Ibu Profesional, dll
Ibu profesional ini paling luas jaringannya menurutku. Semua ada tinggal kita pilih mau jadi apa. Bisa banyak belajar ya. Aku juga gabung soalnya hehe
ReplyDeleteKomunitas yang bener bener bisa membuat anggota atau warganya menjadi orang orang hebat dan memberikan karya dan ide bagi orang lain
ReplyDeleteSukses terus
jadi, mb Manda ambil rumah apa aja nih?? :D
ReplyDeleteSalut buat ibu2 profesional. Luar biasa kreatif... Semoga bisa jadi ibu yang baik buat anak2 dan suaminya...
ReplyDeleteAku selalu pengen deh gabung sama IP tapi kayaknya masih belum dapet alasan kuat gitu mba :D
ReplyDeleteMungkin karena aku belum nikah si, kalau di IP gitu ada yang masih single kah?
Komunitasnya bagus, kreatif. Salut dengan penggagas dan pengurusnya, apalagi makin lama makin besar jaringan komunitasnya, tentunya butuh kreatitifitas lebih kekinian lagi sehingga bs menampung semua kebutuhan dan aspirasi
ReplyDeleteNah memang semakin banyaknya komunitas, efek dominonya adalah management waktu memang mbak. Aku sekarang mulai merasakan semakin banyaknya komunitas online, waktuku untuk dunia nyata semakin sempit. Makanya aku mulai ngatur napas lagi ini buat berkomunitas.
ReplyDeletedari dulu pengen ikutan IP tapi belum kesampaian deh. Semoga tahun depan deh ,bismillah pengen ikutan.
kelas yang masih menjadi incaran. semoga segera ada waktu deh ya. eh, bisa mengatur waktu maksudnya. untuk merasakan nuansa baru di kelas IP
ReplyDeleteMasya allah emang bener ya IIP ini makanya terus berkembang sebab di concern banget sama SDM nya
ReplyDeleteAda orientasinya jadi teringat masa ospek.
Haaha
Wah rigid sekali untuk bisa masuk jadi anggota IIP ini ya mbak.masya allah semnagat ya busui.. sehat2..
Aku noted banget di tantangan berlomuniyas poin 2 dan 4.
Komunikasi dan mengenali karakter teman
Kadang kita asal ikut suatu komunitas aja, tp sering kali kurang komitmen dgn komunitas tersebut..
ReplyDeleteSalut nih IP bisa merangkul dan menciptakan generasi" IP yg hebat"..
Nah setuju nih, hal penting dalam komunitas agar tetap bertahan adalah komitmen. Salut juga buat para ibu yang memiliki komitmen buat terus menjadi profesional
ReplyDeletesalah satu komunitas yang bener-bener peduli meningkatkan kaasitas membernya, salut.
ReplyDeletedulu mau ikut IP ga pede terus, takut ketinggalan, hehe
Mantap mbak journalnya ;) ak ikut IP tapi cuma institut, mau ikut komponen komunitas belum mampu tubuhnya wkwkwk. Aku paling sepakat tantangan berkomunitas itu management waktu. Apalagi merantau dengan 2 balita tanpa ART, harus pinter2 banget pilih komunitas buat berkembang, biar not only FOMO ;)
ReplyDeleteSemoga lancar mba IP nya ;)
Salut euy punya baby newborn masih aktif di komunitas mba Dea, aku mah masih kelimpungan ini management waktunya.
ReplyDelete