Cerita Bawang Merah Bawang Putih Singkat Beserta Pesan Moralnya

Konten [Tampil]

Hai, moms!
Masih ingat dengan cerita legenda Bawang Merah Bawang Putih? Cerita Bawang Merah Bawang Putih tentu sudah tak asing di telinga, ya moms. Cerita rakyat ini sangat terkenal, bahkan hingga saat ini. Cerita ini pun dituangkan ke dalam berbagai versi, baik buku cerita, animasi, hingga pernah dibuat sinetron. Nah, bagi momies yang penasaran dengan isi ceritanya atau ingin mengenang kembali cerita rakyat asal Riau ini, ketahuilah melalui ringkasan cerita Bawang Merah Bawang Putih berikut ini.

Cerita Bawang Merah Bawang Putih Singkat

Diceritakan sebuah keluarga bahagia yang memiliki anak perempuan cantik dan baik hati yang bernama Bawang Putih. Hingga suatu hari, ibu Bawang Putih jatuh sakit dan tak lama meninggal dunia. Bawang Putih dan ayahnya sangat sedih. Setelah beberapa lama, ayah menikahi seorang janda yang memiliki seorang anak bernama Bawang Merah.

Awalnya, si ibu tiri dan anaknya baik kepada Bawang Putih. Akan tetapi, lama kelamaan mereka berbuat jahat pada Bawang Putih dan selalu menindasnya saat ayah tidak berada di rumah karena bekerja. Lama berselang, ayah sakit dan akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih sangat sedih, namun tetap harus tinggal bersama ibu tiri dan saudara tirinya, Bawang Merah.

 
Pada suatu hari, saat Bawang Putih mencuci semua pakaian kotor, tanpa sengaja baju kesayangan ibu tirinya hanyut terbwa arus sungai. Sesampainya di rumah, ia menceritakan kejadian yang dialaminya kepada sang ibu tiri. Namun, ibu tirinya sangat marah dan menyuruh Bawang Putih unuk segera mencari bajunya sampai ketemu.

Bawang Putih pun kembali ke sungai dan menyusuri alirannya, kemudian bertemu dengan pemburu yang sedang beristirahat. Dia menanyakan sehelai baju yang hanyut, lalu pemburu tersebut mengetahuinya dan menunjukkan arah baju yang hanyut.

Bawang Putih kembali berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh si pemburu, namun baju yang hanyut tak kunjung ditemukan. Hingga Bawang Putih melihat rumah yang dihuni seorang nenek, lalu dia mengetuk pintu dan menanyakan baju ibu tirinya yang hanyut.

Ternyata, nenek menemukan baju yang hilang tersebut saat sedang mengambil air di sungai. Karena sudah malam hari, nenek meminta Bawang Putih menginap di rumahnya. Selama tinggal di sini, Bawang Putih rajin membantu nenek dengan membersihkan rumah. Karena itu, sebelum pulang, Bawang Putih mendapat tawaran dua buah labu untuk dipilih sebagai hadiah dan dibawa pulang. Bawang Putih memilih labu berukuran kecil agar lebih mudah dibawa.

Sesampainya di rumah, Bawang Putih membelah labu pemberian nenek. Alangkah terkejutnya dia, karena labu tersebut ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia menceritakan kejadian tersebut kepada Bawang Merah dan ibu tirinya. Setelah mendengar cerita Bawang Putih, ibu tirinya langsung menyuruh Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama persis dengan yang dilakukan Bawang Putih dan berpesan agar Bawang Merah memilih labu yang sangat besar.

Kemudian Bawang Merah melakukan hal sama dengan yang dilakukan Bawang Putih. Namun, kehadirannya membuat nenek kesal dan menyuruh Bawang Merah pulang setelah lima hari tinggal di rumah nenek. Hal itu dikarenakan Bawang Merah sangat malas dan tidak mau membantu pekerjaan nenek.

Sebelum pulang, Bawang Merah meminta labu pada nenek seperti yang diberikan pada Bawang Putih. Namun, Bawang Merah memilih labu yang besar, kemudian bergegas pulang tanpa mengucapkan terima kasih pada nenek.

Sesampainya di rumah, Bawang Merah dan ibunya meminta Bawang Putih keluar rumah karena mereka berharap akan membelah labu yang diharapkan berisi emas permata. Namun, ternyata yang keluar dari labu besar tersebut bukan emas permata melainkan kelabang, kalajengking, dan ular berbisa.

Binatang – binatang berbisa tersebut menyerang Bawang Merah dan ibunya hingga meninggal. Walaupun hidup sebatang karang, tapi Bawang Putih bahagia dikelilingi oleh masyarakat yang menyayanginya.

Pesan Moral Cerita Bawang Merah Bawang Putih

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita Bawang Merah Bawang Putih antara lain jangan serakah dan tamak, berbuat baik dan sabar, jangan menilai orang lain hanya dari penampilannya, rajin dan suka menolong, tidak bermalas – malasan, mengucapkan terima kasih atas kebaikan orang lain, saling memaafkan, tidak bersikap curang, serta bersikap adil dan setara.